idul adha

IDUL ADHA ANAK RANTAU

11/05/2011 10:27:00 pm

            Hari ini, kali kedua aku lebaran idul adha jauh dari orang tua, kakak, dan adikku. Aku semakin kuat, tak cengeng  seperti tahun lalu. Bersedih hingga menitikkan airmata. Aku lebih menerima keadaan ini sekarang. Memang beginilah resikonya jadi anak rantau. Pagi-pagi aku sudah siap untuk shalat idul adha di kelurahan dekat kontrakanku bersama Ivo, Yuni, dan Mayta yang juga tak kemana-kemana di hari lebaran ini. Dengan khidmat shalat berlangsung disusul dengan khotbah yang cukup panjang dari sang penceramah.
            Diceritakan sekilas oleh sang penceramah tentang kisah Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun ternyata diuji oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Allah atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintahNya. Sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat, perintah Tuhanpun dilaksanakan. Dan pada akhirnya, Nabi Ismail tidak jadi disembelih dengan digantikan seekor domba. Legenda mengharukan ini diabadikan dalam al Quran surat al Shaffat ayat 102-109. Hal ini menunjukkan bahwa idul adha lebih dimaknai dengan KEILKHALASAN kita dalam menjalankan perintahNya.
            Sepulang shalat, untuk menghibur diri kami berempat sempat foto-foto sebentar. Ini beberapa foto hasil jepretan kamera hpku yang tak seberapa.

 Mayta dan aku

 yuni dan ivo

            Hmm, makan apa ya pagi ini. Kalau di rumah sih sepulang shalat ied adalah jadwalnya makan sate atau lontong sayur. Hahaha. Sekarang makan APA????
Alhamdulillah ternyata ada juga warteg yang buka di dekat rumah. jadinya gak sedih-sedih banget nasib hari ini.
            Walaupun jauh dari orang tua, tidak menutup kemungkinan untuk tetap mengucapkan selamat hari lebaran dan meminta maaf atas segala macam kesalahan yang telah diperbuat. Obrolan panjang ditelponpun berlangsung, berasa ada disana jiwa ini. Berasa merasakan aku dekat sekali dengan mereka. lumayanlah bisa mengobati rasa rindu.
            Hufff, ngapain lagi ya? Bosan juga nih. Alhasil ambil lappy tercinta, sambungin ke modem, connect, dan ONLINE. Karena memang aku nggak punya banyak buku. Aku lebih suka baca-baca didunianya si Maya. Lebih murah dan fleksibel. Juga pastinya selalu ada om Google yang bersedia menjawab apa-apa yang ingin aku temukan jawabannya.
            Akhir-akhir ini aku lagi hobby mencari-cari tentang hal-hal yang berbau islam. Begitu banyak hal yang belum aku ketahui tentang agamaku sendiri. Bagaimana bisa aku mengaku  islam sementara masih begitu sedikit ilmu ini tentang islam itu sendiri. Bagaimana aku mempertanggung jawabkannya di akhirat kelak. Kalau dulu aku sering ikut pengajian bersama salah satu ustadz di mesjid dekat rumah. sekarang nggak pernah sama sekali. Namanya juga karena lingkungan baru. Masih dalam proses mencari-cari. Aku seperti kehilangan reminder. Aku seperti semakin meraba-raba. Aku semakin mudah untuk terjatuh. Tak ada lagi yang membimbingku. Rabun akan agamaku. Jangan sampai buta. Jangan sampai!!
Hmmm.. ada satu lagu nasyid yang sangat aku sukai. Yaitu lagunya edcoustic yang berjudul muhasabah cinta. Entah kenapa lagu ini seperti punya jiwa yang dapat membuat hati ini sedih dan teringat akan dosa-dosa yang telah diperbuat. Bagi yang belom pernah dengerin mending download deh. Trus dengerin, paduan musik dan liriknya menyentuh sekali. Hehe. Ini nih liriknya :
Wahai Pemilik Nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu

Tuhan baru kusadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan CintaMu

Kata-kata cinta terucap indah
Mengalir berdzikir dikidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini ya ilahi
Muhasabah cintaku

Tuhan kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
jika kuharus mati
Pertemukan aku denganMu

Lagu ini seperti menceritakan seorang muslim yang sedang di landa sakit yang cukup parah. Yang ia menyesali atas sikapnya terdahulu, tak pandai bersyukur. Namun ia mencoba sabar menerima cobaan dariNya. Ia mengharapkan cintaNya dan pasrah. Memang penyesalan selalu datang pada akhir. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang menyesal. Amin.
Oiya, hampir lupa nih. DELVINA GINTING mengucapkan Selamat hari raya idul adha yah.. Mohon maaf lahir dan batin. Semoga kita bisa menjadi kepribadian yang lebih ikhlas lagi dalam menjalani hidup.. ^^




You Might Also Like

0 comments

sungguh menyenangkan apabila tulisan ini dikomentari.. ^^

Followers