ARTHOPODA AND ME

12/01/2015 11:25:00 pm

Sejak lahir hingga lulus SD, saya tinggal di desa terpencil di kecamatan Rengat Barat Riau. Setelah lulus saya memutuskan untuk mendaftar di SMP N 1 Rengat yang merupakan sekolah unggulan dan binaan di kabupaten tempat saya tinggal. Letak sekolah ini cukup jauh dari rumah saya. Dulu waktu jalanan masih tak sebagus sekarang jarak tempuh dari rumah ke SMP N 1 rengat sekitar 25-40 menit. Pada saat mendaftar kesekolahan ini, saya merasa minder dan tidak percaya diri. Semua murid baru disekitar saya sedang asik mengobrol dengan teman-teman yang sudah mereka kenal, sedangkan saya hanya sendirian terdiam memperhatikan yang lain. saya khawatir tidak ada yang mau berteman dengan saya.

Akhirnya sekolahanpun dimulai dan saya masuk di kelas 7c. inilah awal dimana saya mengenal nama-nama fitri, dina, indah, kiki, dan dicky. Saya tak begitu ingat detail momen demi momen yang saya lalui dengan kelima orang ini pada saat itu, tetapi masih teringat jelas dibenak saya wajah-wajah culun kelima orang ini. Saya termasuk anak yang kuper dan sulit mengingat nama seseorang, sehingga saya tidak begitu ingat sudah mengenal mbak dini atau belum pada saat itu. Yang saya ingat awal mula saya bertegur sapa dengan mbak dini pada saat kelas 8.

Singkat cerita, 3 tahun di SMP dari kumpul-kumpul biasa yang berlanjut menjadi suatu kebiasaan terbentuklah geng yang beranggotakan 7 orang ini. Kami beri nama geng ini “arthopoda” yang terinspirasi dari kelas biologi dengan slogan “tok.. tok.. imajinasi” yang terinspirasi dari film spongebob. Tak sembarang nama dan slogan, tetapi mempunyai arti. Intinya kami adalah sekelompok orang-orang yang kuat dan memiliki banyak imajinasi untuk terus bangkit dan menjadi generasi sukses rengat.


SMA merupakan masa-masa terindah dan tak terlupakan. Sayangnya, kami harus berpisah dengan salah satu teman kami yaitu kiki yang melanjutkan SMA di pekanbaru. Tapi tak apalah, itu untuk masa depan kiki yang lebih baik. Saya termasuk dekat dengan kiki waktu SMP. Tak jarang saya sepulang sekolah main kerumah kiki sembari menunggu jemputan kakak saya. Kadang saya harus menunggu kaka hingga sore, tetapi kiki tetap baik memperbolehkan saya untuk menunggu disana. Makan siang dan tidur siang bareng kiki. Malu sebenarnya harus merepotkan keluarga kiki. Tetapi inilah keindahan persahabatan. Membantu dengan ikhlas sahabat yang sedang kesulitan merupakan kebahagiaan tersendiri.

Saya, dina, indah, fitri, dicky, dan dini melanjutkan pendidikan di SMA N 1 Rengat. Pada saat mendaftar SMA, saya terkenang akan keminderan saya 3 tahun yang lalu yang tidak mempunyai kenalan siapapun di rengat. Tetapi sekarang, saya beruntung memiliki mereka yang selalu ada untuk saya. Mereka yang membuat rasa percaya diri saya terbentuk. Mereka yang membuat saya yakin bahwa jadi anak yang berasal dari desa terpencil itu tidak masalah. Karena sahabat sejati tak akan bertanya asal kita dari mana, mereka hanya menerima apa adanya saya.



Sedikit mengenang masa SMA, saya teringat pada saat teman kami dicky dan dina terpilih menjadi anggota paskibraka tingkat kabupaten. Hal ini membuat kami ikut merasa senang, bangga, dan ikutan rempong, “dicky harus cool yaa. Dicky harus tegap ya. Coba jalan ki, coba duduknya gimana ki.” Masih ingat sekali momen ini.  Kami para sahabat cewe yang memiliki dicky sebagai cowo satu-satunya digeng, ingin sekali melihat dicky menjadi sosok lelaki yang perfect. Momen tak terlupakan lainnya adalah kumpul-kumpul di bakso barokah sehabis pulang sekolah setiap sabtu. Indah sekali masa-masa itu. Tertawa, bercanda, bercerita membuat semakin eratnya hubungan kami. 

Pada saat kelas 2 SMA, berita sedih lagi bagi kami bahwa dicky akan pindah sekolah ke pekanbaru. Sejak saat itu, tak banyak cerita yang bisa saya kenang dari sosok dicky. Jika kembali lagi pada waktu sebelum dicky pindah, saya sempat beberapa kali menjadi lawan main dicky dalam adegan drama teater. Mulai dari drama yang ditampilkan hanya di lapangan SMA hingga drama teater yang akan dilombakan ditingkat provinsi. Pada satu drama dimana saya harus menjadi lawan main dicky, jujur saya kesulitan mendalami karakter. Bagaimana tidak, dicky yang saya kenal betul baik buruknya, bau kentutnya, ganteng kumelnya harus jadi lawan main saya. Pada saat pendalaman karakter, sutradara menyuruh kami bertatapan mata untuk membangun chemistry, karena katanya rasa itu dari mata turun ke hati. Tetapi bukan chemistry yang terbentuk, pada saat melihat mata dicky justru rasa ingin tertawa rasanya, hehehe itulah persahabatan guys.

Pada saat SMA, ada dua anggota baru di arthopoda. walmi dan trigen. Walmi itu anaknya diam-diam tapi mengejutkan. kalau trigen anaknya charming. Dengan bertambahnya anggota baru ini, menambahkan warna baru di arthopoda. 

Akhirnya lulus SMA, dan sekarang saya yang harus berpisah dari arthopoda. Saya harus melanjutkan kuliah di pulau jawa sendirian. Berat rasanya pisah dari mereka.
Dina yang sekelas 6 tahun, anaknya rame, punya banyak gosip yang selalu terupdate, heboh, ceriwis, gak bisa diem, kalau polak atau kesel pasti gak bisa nyembunyiin.
Fitri yang selalu ngeliatin jam kalau lagi ngumpul karena takut digulai emaknya kalau telat pulang. Anak yang paling on time deh.
Indah yang agak telat respon kadang, yang selalu setia mendengarkan nasehat-nasehat saya, dan juga dewasa.
Dini yang centil, genit ala ala berbi tapi baik hati dan tidak sombong.
Jauh dari mereka untuk pertama kalinya, membuat aku takut hubunganku dengan mereka akan berhenti sampai disitu. Tetapi nggaaaaaak, setiap aku pulang ke riau pasti kami ngumpul, menghilangkan kerinduan. Kebiasaan ngumpul-ngumpul disaat pulang kampung terus menjadi tradisi hingga sekarang. Jarak tak akan dapat mengehentikan persahabatan ini.

27 November 2015 adalah anniversary kesembilan arthopoda. Semakin luar biasa persahabatan ini. Kami yang dulu dipertemukan pada saat culun. Sekarang sudah menjadi anak-anak yang mandiri.
Dina sudah menjadi guru beserta walmi yang sedang bekerja sambil melanjutkan S2nya.
Dicky dan trigen yang sedang koas akan menjadi dokter sebentar lagi.
Fitri yang sedang melanjutkan pendidikan S2nya di malang yang akan segera menjadi dosen aamiin.
Indah yang sedang menyelesaikan S1nya sambil bekerja.
Dini yang sebentar lagi akan menjadi apoteker.
Kiki yang barus saja sah menjadi nurse.
Dan saya yang telah menyelesaikan pendidikan apoteker dan  telah menetapkan pilihan untuk menetap di Jakarta. Semoga saya tetap dapat menjadi bagian dari persahabatan arthopoda walaupun tidak setiap tahun bisa menginjakkan kaki di kampung halaman tercinta.

Thanks arthopoda, please don’t forget me


You Might Also Like

0 comments

sungguh menyenangkan apabila tulisan ini dikomentari.. ^^

Followers