Sejak lahir hingga lulus SD, saya tinggal di desa terpencil di
kecamatan Rengat Barat Riau. Setelah lulus saya memutuskan untuk mendaftar di
SMP N 1 Rengat yang merupakan sekolah unggulan dan binaan di kabupaten tempat
saya tinggal. Letak sekolah ini cukup jauh dari rumah saya. Dulu waktu jalanan
masih tak sebagus sekarang jarak tempuh dari rumah ke SMP N 1 rengat sekitar
25-40 menit. Pada saat mendaftar kesekolahan ini, saya merasa minder dan tidak
percaya diri. Semua murid baru disekitar saya sedang asik mengobrol dengan
teman-teman yang sudah mereka kenal, sedangkan saya hanya sendirian terdiam
memperhatikan yang lain. saya khawatir tidak ada yang mau berteman dengan saya.
Akhirnya sekolahanpun dimulai dan saya masuk di kelas 7c. inilah
awal dimana saya mengenal nama-nama fitri, dina, indah, kiki, dan dicky. Saya
tak begitu ingat detail momen demi momen yang saya lalui dengan kelima orang
ini pada saat itu, tetapi masih teringat jelas dibenak saya wajah-wajah culun
kelima orang ini. Saya termasuk anak yang kuper dan sulit mengingat nama
seseorang, sehingga saya tidak begitu ingat sudah mengenal mbak dini atau belum
pada saat itu. Yang saya ingat awal mula saya bertegur sapa dengan mbak dini
pada saat kelas 8.
Singkat cerita, 3 tahun di SMP dari kumpul-kumpul biasa yang
berlanjut menjadi suatu kebiasaan terbentuklah geng yang beranggotakan 7 orang
ini. Kami beri nama geng ini “arthopoda” yang terinspirasi dari kelas biologi
dengan slogan “tok.. tok.. imajinasi” yang terinspirasi dari film spongebob.
Tak sembarang nama dan slogan, tetapi mempunyai arti. Intinya kami adalah
sekelompok orang-orang yang kuat dan memiliki banyak imajinasi untuk terus
bangkit dan menjadi generasi sukses rengat.
SMA merupakan masa-masa terindah dan tak terlupakan. Sayangnya, kami
harus berpisah dengan salah satu teman kami yaitu kiki yang melanjutkan SMA di
pekanbaru. Tapi tak apalah, itu untuk masa depan kiki yang lebih baik. Saya
termasuk dekat dengan kiki waktu SMP. Tak jarang saya sepulang sekolah main
kerumah kiki sembari menunggu jemputan kakak saya. Kadang saya harus menunggu
kaka hingga sore, tetapi kiki tetap baik memperbolehkan saya untuk menunggu
disana. Makan siang dan tidur siang bareng kiki. Malu sebenarnya harus
merepotkan keluarga kiki. Tetapi inilah keindahan persahabatan. Membantu dengan
ikhlas sahabat yang sedang kesulitan merupakan kebahagiaan tersendiri.
Saya, dina, indah, fitri, dicky, dan dini melanjutkan pendidikan di
SMA N 1 Rengat. Pada saat mendaftar SMA, saya terkenang akan keminderan saya 3
tahun yang lalu yang tidak mempunyai kenalan siapapun di rengat. Tetapi
sekarang, saya beruntung memiliki mereka yang selalu ada untuk saya. Mereka
yang membuat rasa percaya diri saya terbentuk. Mereka yang membuat saya yakin
bahwa jadi anak yang berasal dari desa terpencil itu tidak masalah. Karena
sahabat sejati tak akan bertanya asal kita dari mana, mereka hanya menerima apa
adanya saya.
Sedikit mengenang masa SMA, saya teringat pada saat teman kami
dicky dan dina terpilih menjadi anggota paskibraka tingkat kabupaten. Hal ini
membuat kami ikut merasa senang, bangga, dan ikutan rempong, “dicky harus cool
yaa. Dicky harus tegap ya. Coba jalan ki, coba duduknya gimana ki.” Masih ingat
sekali momen ini. Kami para sahabat cewe
yang memiliki dicky sebagai cowo satu-satunya digeng, ingin sekali melihat
dicky menjadi sosok lelaki yang perfect. Momen tak terlupakan lainnya adalah
kumpul-kumpul di bakso barokah sehabis pulang sekolah setiap sabtu. Indah
sekali masa-masa itu. Tertawa, bercanda, bercerita membuat semakin eratnya
hubungan kami.
Pada saat kelas 2 SMA, berita sedih lagi bagi kami bahwa dicky akan
pindah sekolah ke pekanbaru. Sejak saat itu, tak banyak cerita yang bisa saya
kenang dari sosok dicky. Jika kembali lagi pada waktu sebelum dicky pindah,
saya sempat beberapa kali menjadi lawan main dicky dalam adegan drama teater.
Mulai dari drama yang ditampilkan hanya di lapangan SMA hingga drama teater
yang akan dilombakan ditingkat provinsi. Pada satu drama dimana saya harus
menjadi lawan main dicky, jujur saya kesulitan mendalami karakter. Bagaimana
tidak, dicky yang saya kenal betul baik buruknya, bau kentutnya, ganteng
kumelnya harus jadi lawan main saya. Pada saat pendalaman karakter, sutradara
menyuruh kami bertatapan mata untuk membangun chemistry, karena katanya rasa
itu dari mata turun ke hati. Tetapi bukan chemistry yang terbentuk, pada saat
melihat mata dicky justru rasa ingin tertawa rasanya, hehehe itulah
persahabatan guys.
Pada saat SMA, ada dua anggota baru di arthopoda. walmi dan trigen. Walmi itu anaknya diam-diam tapi mengejutkan. kalau trigen anaknya charming. Dengan bertambahnya
anggota baru ini, menambahkan warna baru di arthopoda.
Akhirnya lulus SMA, dan sekarang saya
yang harus berpisah dari arthopoda. Saya harus melanjutkan kuliah di pulau jawa
sendirian. Berat rasanya pisah dari mereka.
Dina yang sekelas 6 tahun, anaknya rame,
punya banyak gosip yang selalu terupdate, heboh, ceriwis, gak bisa diem, kalau
polak atau kesel pasti gak bisa nyembunyiin.
Fitri yang selalu ngeliatin jam kalau
lagi ngumpul karena takut digulai emaknya kalau telat pulang. Anak yang paling
on time deh.
Indah yang agak telat respon kadang, yang
selalu setia mendengarkan nasehat-nasehat saya, dan juga dewasa.
Dini yang centil, genit ala ala berbi
tapi baik hati dan tidak sombong.
Jauh dari mereka untuk pertama kalinya,
membuat aku takut hubunganku dengan mereka akan berhenti sampai disitu. Tetapi
nggaaaaaak, setiap aku pulang ke riau pasti kami ngumpul, menghilangkan
kerinduan. Kebiasaan ngumpul-ngumpul disaat pulang kampung terus menjadi
tradisi hingga sekarang. Jarak tak akan dapat mengehentikan persahabatan ini.
27 November 2015 adalah anniversary
kesembilan arthopoda. Semakin luar biasa persahabatan ini. Kami yang dulu
dipertemukan pada saat culun. Sekarang sudah menjadi anak-anak yang mandiri.
Dina sudah menjadi guru beserta walmi
yang sedang bekerja sambil melanjutkan S2nya.
Dicky dan trigen yang sedang koas akan
menjadi dokter sebentar lagi.
Fitri yang sedang melanjutkan pendidikan
S2nya di malang yang akan segera menjadi dosen aamiin.
Indah yang sedang menyelesaikan S1nya
sambil bekerja.
Dini yang sebentar lagi akan menjadi
apoteker.
Kiki yang barus saja sah menjadi nurse.
Dan saya yang telah menyelesaikan
pendidikan apoteker dan telah menetapkan
pilihan untuk menetap di Jakarta. Semoga saya tetap dapat menjadi bagian dari
persahabatan arthopoda walaupun tidak setiap tahun bisa menginjakkan kaki di
kampung halaman tercinta.
Thanks arthopoda, please don’t forget me