Tahun 2010 saya lulus SMA, melanjutkan
pendidikan ditingkat sarjana merupakan misi selanjutnya. Dari SMA saya sudah
menentukan ingin kuliah dijurusan Farmasi dan orangtuapun setuju dengan pilihan
tersebut. Saya sangat suka dengan kimia. Sayapun mengikut ujian SNMPTN, UMB,
SPMB-PTAIN, dan Test STAN. Hingga pada akhirnya saya memilih untuk kuliah di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Farmasi. Alhamdulillah keinginan
saya untuk melanjutkan pendidikan dibidang farmasi terwujud.
Pada saat ospek, mahasiswa baru sering ditanya
“apa alasan mereka memilih kuliah dijurusan farmasi”. Jawabanpun beragam.
- Keinginan diri sendiri
- Keinginan orang tua
- Tidak lulus dipilihan pertama (biasanya kedokteran) dan diterima dipilihan kedua (farmasi)
- Referensi dari teman/kerabat/saudara
Dalam artikel yang diterbitkan citizen6.liputan6.com
dengan judul “5 Jurusan Paling Sulit di Indonesia” jurusan farmasi merupakan
salah satu diantaranya (baca disini: http://citizen6.liputan6.com/read/2151531/5-jurusan-kuliah-paling-sulit-di-indonesia?p=4).
Mahasiswa farmasi harus rela setiap malam begadang untuk menyelesaikan laporan
praktikum atau belajar untuk kuis keesokan harinya. Saat di kampus jarang
sekali mahasiswa farmasi membawa tas kecil, karena harus membawa jas lab dan
peralatan praktikum setiap harinya. Tak jarang teman-teman saya mengeluh dan
menyesal kuliah difarmasi. Bahkan ada pula yang memutuskan untuk berpindah
jurusan dengan mengikuti SNMPTN ataupun tes masuk ke perguruan tinnggi lainnya.
Tetapi bagi saya, karena farmasi adalah keinginan saya dari awal sesulit apapun
saya tetap enjoy menjalaninya.
Jangka waktu untuk menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi bukanlah
waktu yang singkat. Pendidikan di perguruan tinggi tidak sama dengan pendidikan ditingkat
SD,SMP, atau SMA. Bagian terpenting ketika akan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi bukan saja saat
memilih universitasnya, justru memilih jurusanlah yang paling penting. Kita
harus sangat hati-hati dalam memilih. Sesuaikan dengan minat dan bakat. Baca dari
berbagai referensi. Sehingga tidak ada penyesalan yang dialami ketika menjalankan
perkuliahan. Bagi orangtuapun penting untuk mengarahkan anaknya, jangan
memaksakan kehendak, karena setiap anak memiliki bakat yang harus dikembangkan
dan difasilitasi dengan cara yang benar.
Apabila terdapat
orang tua yang memaksakan keinginannya, cobalah kamu diskusikan dengan cara
yang baik. Tunjukkan referensi yang kamu temui terkait jurusan yang akan kamu
pilih kepada mereka. Buktikan bahwa banyak orang yang bisa sukses melalu
jurusan tersebut. Berikan penjelasan kepada orang tua, pekerjaan apa yang bisa
dilakukan jika kamu memilih jurusan tersebut. buatlah orang tua yakin. Semakin banyak
referensi maka akan semakin baik.
Jika dengan
cara tersebut orang tua tetap tidak setuju, coba tanyakan alasan mereka. Jika
memang jurusan yang dipilihkan orangtuamu lebih baik untuk kamu, kenapa tidak. Tidak
ada orang tua yang menginginkan hal buruk terjadi pada anaknya. Apabila kamu
merasa pilihan orangtuamu tidak jauh lebih baik, cobalah untuk membuat
kesepakatan kepada orang tuamu. Seperti menjadikan jurusan yang kamu pilih
sebagai pilihan pertama dan jurusan yang orangtuamu pilih sebagai pilihan kedua
atau sebaliknya. Mungkin saja ini bisa berhasil. Biarkan tuhan yang memilihkan
untukmu.
Nah.. Bagi mahasiswa yang
sudah terlanjur kecebur pada jurusan yang bukan merupakan jurusan yang
diinginkan, mulailah untuk mencari cara yang enjoy dalam menjalani perkuliahan.
Tetap lakukan yang terbaik. Nasi telah menjadi bubur, buatlah bubur yang enak
sekalian. Jangan setengah-setengah! Demi masa depan.